Jumat, 25 November 2011

sifat-sifat umum aktivitas mausia


SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

Prof. Sumadi Suryabrata
1.      Perhatian
2.      Pengamatan
3.      Tanggapan dan variasi
4.      Fantasi
5.      Ingatan
6.      Berfikir
7.      Perasaan
8.      Motif-motif

A.    PERHATIAN
1.      Pengertian
a.       Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis setuju kepada suatu objek (Stern, 1950, Bigot 1950)
b.      Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan
2.      Macam-macam perhatian
a.       Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, dibedakan menjadi dua ;
1.      Perhatian intensif, dan
2.      Perhatian tidak intensif.
Makin banyak kasadran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin makin intensiflah perhatiannya.
b.      Atas dasar cara timbulnyaperhatian
1.      Perhatian spontan (perhatian tidak sekehendak, perhatian tak disengaja)
2.      Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif)
c.       Atas dasar luas objek yang dikenai perhatian
1.      Perhatian terpencar (distributive)
Contoh supir yang mengemudikan mobil.
2.      Perhatian terpusat (konsentratif)
Contoh, tukang jam yang memperbaiki jam.
3.      Hal-hal yang menarik perhatian
a.       Dipandang dari segi objek
“hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya”/”hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari yang lain”.
Contoh : Sebuah barisan salah seorang diantara yang  berbaris itu memakai baju merah, sedang yang lain memakai baju putih.
b.      Dipandang dari subjek yang memperhatikan
Hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut-paut dengan pribadi si subjek. Contoh :  hal-hal yang bersangkut paut dengan kebutuhan itu menarik perhatian, iklan tentang obat-obatan menarik pehatian orang yang butuh membeli obat.
Kesimpulan :
·         Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses.
·         Perhatian spontan atau perhatian tak disengaja cenderung berlangsung lebih lama intensif dari pada perhatian yang disengaja.

B.     PENGAMATAN
1.      Pengertian
Melihat, mendengar, mambau, mancecap. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati, melihat, mendengar, dll, disebut modalitas pengamatan. Hal yang diamati dialami dengan sifat : di sini, kini, sendiri, pengamatan dilukiskan menurut aspek pengaturan.
a.       Pengaturan menurut sudut pandang ruang
Kiri-kanan, atas-bawah, jauh-dekat, tinggi-rendah.
b.      Menurut sudut pandang waktu
Masa lampau, kini, masa yang akan datang.
c.       Menurut sudut pandang Gestalt.
Gestalt adalah suatu yang merupakan kebulatan dan dapat berdiri sendiri.
Misal : orang meja, kursi, gambar, dsb.
d.      Menurut sudut pandang arti.
Missal : pabrik, rumah, sekolah, gereja
2.      Penglihatan
Menuruut objeknya penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan : melihat bentuk, melihat dalam, mellihat warna.
1.      Melihat bentuk
Ialah melihat objek berdimensi dua.
1.      Hubungan objek pokok dan latar belakang
a.       Objek pokok lebih berbentuk, latar belakang kurang berbentuk
b.      Objek pokok didepan, latar belakang dibelakang
c.       Latar belakang cenderung meluas dibelakang objek pokok
d.      Batas-batas termasuk pada daerah objek pokok, bukan pada latar belakang
e.       Objek pokok lebih berkesan, lebih mudah diingat, lebih cenderung untuk punya arti.
2.      Hukum-hukum Gestalt pengllihatan.
a.       Hukum keterdekatan, artinya yang terdekat merupakan gestalt
b.      Hukum ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan gestalt
c.       Hukum kesamaan, artinya yang sama merupakan gestalt
3.      Peranan sikap batin subjek (keinginan kita menjadikan yang mana merupakan gestalt)
4.      Konstansi bentuk
Dapat diketahui objek adari berbagai sudut, sehingga bentuk perspektifnya berlaianan juga.
2.      Melihat dalam
Ialah melihat objek berdimensi dua, salah satu gejala yang terpenting di sisi ialah konstansi besar. Misal : tapak tangan yang ditempatkan dalam jarak 20 cm dan 40 cm dari mata dilihat sama besar,. Hal yang demikain itu disebabkan oleh :
a.       Objek-objek yang dihadapi tidak dilihat sebagai fenomena-fenomena yang berdiri sendiri, melainkan selalu dalam hubungan satu sama lain dalam konteks tertentu.
b.      Prinsip proporsionalitas, yaitu bahwa proporsi/perbandingan benda-benda satu terhadap yang lain serta terhadap tempatnya adalah sama.
3.      Melihat warna
1.      Nilai afektif warna
Warna mempengaruhi tingkah laku si penghuni rumah.
2.      Nilai lambing warna
Warna mempunyai sifat potensial dalam abstracto yang dapat memberikan kesan tertentu kepada seseorang.
a.       Warna hitam melambangkan kegelapan, kesedihan;
b.      Putih melambangkan kesucian, cahaya;
c.       Merah melambangkan ekspansif, dominan, vital, berani
d.      Kuning melambangkan hal/benda yang bersifat bercahaya, ringan, riang;
e.       Biru melambangkan sifat yang dalam tak terhingga, tenang, kesosialan;
f.       Hijau melambangkan keseimbangan, keselarasan, ketenangan, harapan;
3.      Pendengaran
Pendengaran adalah menagkap bunyi/suara dengan indera pendengaran. Oleh karena itu bunyi dapat berfungsi :
a.       Sebagai tanda (signal)
b.      Sebagai lambang
c.       Sebagai pendukung arti
Bunyi atau suara dapat digolongkan atas dasar dua cara :
a.       Berdasarkan atas keteraturan
1.      Gemerisik
2.      Nada
b.      Nada biasa dibedakan atas dasar :
1.      Tinggi rendahnya, tergantung pada besar kecilnya frekuensi
2.      Intensitasnya, tergantung pada amplitudonya
3.      Timbrenya tergantung pada kombinasi frekuensi dalam tinggi rendahnya suara.
4.      Rabaan
a.       Meraba, sebagai perbuatan aktif, meliputi indera keseimbangan/kinestesi
b.      Raba secara pasif, meliputi
·         Indera untuk sentuh dan tekanan
·         Rabaan mengamati panas
·         Mengamati dingin
·         Merasa sakit
·         Vibrasi
5.    Pembauan
Henning (1924) membedakan ada enam macam bau utama (bau pokok) :
1)      Bunga (bluming)
2)      Akar (warzig)
3)      Buah (cruchig)
4)      Getah (barzig)
5)      Busuk (faulig)
6)      Sangit (brenzlicb)
Ke ennam variasi di gambarkan dengan prisma yang terkenal dengan nama prisma bau oleh Stern (1950) disebut das psychologis cbe gerucbsprisma.
Swaatdeaker (Kohnstamm, dkk 1955) menggolongkan bau menjadi sembilan macam :
1)      Etheris
2)      Aromatis
3)      Bunga
4)      Amber
5)      Bawang
6)      Sangit
7)      Kapril
8)      Tak sedap
9)      Memuakkan
6.    Pencecapan
Indera pencecapan hanya peka tehadap empat macam rasa pokok yaitu :
1)      Manis
2)      Asam
3)      Asin
4)      Pahit

C.    TANGGAPAN DAN VARIASI
1.      Pengertian
Didefinisikan sebagai yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan (Bigot dkk, 1050 : 72).
Linchotenn “menanggap adalah melakukan kembali suatu perbuatan atau melakukan sebelumnya suatu perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modallitas tanggapan itu”(Kohn Stamm, 1955 : 106).
Tiga macam tanggapan yaitu :
a.       Masa lampau/tanggapan ingatan
b.      Masa datang//tanggapan mengantisipasikan
c.       Masa kini/tanggapan representatif (tanggapan mengimajinasikan)
2.      Bayangan pengiring
Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita mellihat sesuatu warna. Ada dua macam (1) positif, (2) negative.
1.      Bayangan pengiring positif, yaitu bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya.
2.      Bayangan negatif, yaitu bayangan pengiring yang tak sama dengan warna objeknya.
3.      Bayangan identik
Adalah bayangan yang sangat jelas dan hidup, sehingga menyerupai pengamatan.dikemukakan oleh urbanschnitsch dan diselidiki oleh E. Jaensch dan W. Jaensch membedakan ada duamacam yaitu :
1.      Tipe tetaanoide/Type T
2.      Tipe basedoide/Type B.

D.    Fantasi
1.       Pengertian
Fantsi adalah“daya untuk membentuk tanggapn-tanggapan baru dengan pertolongaan tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru tidak harus sesuai dengan benda-benda yang ada”.
2.      Klasifikasi
1.      Tak disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak disengaja.
2.      Disadari
Adalah fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subjek untuk kedunia imajiner. Ada dua macam fantasi disadari :
1.      Aktif, dikendalikan oleh pikiran dan kemauan
2.      Pasif, tidak dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.

E.     INGATAN
1.      Pengertian
Tiga aspek dalam berfungsinya ingatan yaitu:
a.       Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan
b.      Menyimpan kesan-kesan
c.       Mereproduksi kesan-kesan
Jadi definisi ingatan adalah kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Sifat-sifat ingatan :
a.       Ingatan cepat, mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa menjumpai kesukaran
b.      Ingatan setia, apa yang telah diterima akan disimpan sebaik-baiknya, tak berubah, tetap cocok dengan waktu menerimanya.
c.       Ingatan teguh, dapat menyimpan kesan dalam waktu yang lama, tidak mudah lupa.
d.      Ingatan luas, dapat menyimpan banyak kesan-kesan.
e.       Ingatan siap, mudah dapat memproduuksi kesan yang telah disimpannya.
2.      Mencamkan
Dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Sekehendak, artinya mencamkan dengan disengaja dan dikehehndaki, dengan sadar  sungguh-sungguh mencamkan sesuatu. Aktifitas ini biasanya disebut menghafal.
b.      Tidak sekehendak, artinya tidak dikehendaki, tidak disengaja, memperoleh sesuatu pengetahuan.
Hal-hal yang membantu dalam pencaman :
a.       Menyuarakan pencaman,
b.      Pembagian waktu belajar
c.       Penggunaan metode belajar.
3.      Mengingat dan lupa
Meningat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja yaitu retesi, karena kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak di ingat.
Interfensi adalah menjadi lebih sukarnya belajar yang disebabkan oleh hambatan bahan yang telah dipelajari lebih dulu (interfensi asosiatif).
4.       Reproduksi
Reproduksi adalah pengaktifan kembali hal yang telah dicamkan. Ada dua bentuk yaitu :
a.       Meningat kembali (recall)
b.      Mengenal kembali (recognition)
Adapun beda antara recall dan recognition ialah :
a.       Pada mengingat kembali tak ada objek yang dapat dipakai sebagai tumpuan dalam melakukan reproduksi itu, misal kehilangan sepeda lalu ditanya cirinya. bagaimana ciri sepeda yang hilang itu ? Disini tanpa pertolongan berusaha untuk mengingat kembali.
b.      Pada mengenal kembali ada suatu yang dapat dipakai sebagai tumpuan dalam melakukan reproduksi itu sebagai objek untuk mencocokkan.
5.      Asosiasi
Adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa.
Hukum asosiasi :
a.       Sama saat atau serentak, beberapa tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan cenderung berasosiasi antara satu dengan yang lain. Misal bentuk dengan bendanya, baunya.
b.      Berurutan, beberapa tanggapan yang dialami berturut-turut, cenderung berasosiasi satu dengan yang lain. Misal kita dengar orang mengucap ABCD, timbul dalam kesadaran kita EFGH dan selanjutnya.
c.       Kesamaan dan kesesuaian, bebrapa tanggapan yang bersesuaian cenderung berasosiasi satu denagn yang lainnya. Misal, kalau kita melihat potret seseorang, lalu teringata akan orangnya.
d.      Berlawanan, tanggapan yang saling berlawanan akan berasosiasi satu dengan yang lainnya. Misal, kalau kita saksikan mobil mewah yang berluncuran dijalan, maka kita teringat akan para peminta-minta yang berada di emper toko.
e.       Sebab akibat, tanggapan yang mempunyai hubungan sebab akibat. Misal, waktu hujan lebat sekali kita teringat akan banjir.

F.     BERFIKIR
1.      Pengertian
Adalah kelangsungan tanggapan dimana subjek yang berfikir pasif.  Menurut plato berfikir adalah berbicara dalam hati. (berfikir adalah aktivitas adeasional). pada pendapat ini dikemukakan dua kenyataan :
a.       Berfikir adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif
b.      Bahwa aktifitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris, walaupun disertai oleh kedua hal itu, berfikir itu menggunakan abstraksi atau “ideas”.
Berfikir adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita (Bigot. dkk., 1950)
Berfikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalan.
2.      Proses berfikir
a.       Pembentukan pengertian
Pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat yaitu :
-        Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. Objek tersebut kita perhatikan satu demi satu. Misal membentuk pengertian manusia, kita menganalisis berdasarkan cirri-cirinya.
-        Membandingkan ciri tersebut untuk menemukan ciri yang sama, yang tidak sama.
-        Mengabstrasikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri yang hakiki.
b.      Pembentukan pendapat
Adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Subjek adalah pengertian yang diterangkan, sedangkan predikat adalah pengertian yang menerangkan. Misal rumah itu baru, rumah (subjek), baru (predikat).
Pendapat dibedakan menjadi tiga :
-        Pendapat afirmatif/positif , yaitu pendapat yang mengayakan, yang secara tegas menyatakan sesuatu. Mial si totok pandai.
-        Pendapat negative, yaitu pendapat yang menidakkan, secara tegas menerangkan tidak adanya sesuatu sifat pada suatu hal. Misal si totok tidak bodoh.
-        Pendapat modalitas/kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan sifat pada suatu hal. Misal hari ini mungkin hujan.
c.       Penarikan kesimpulan atau pembuatan keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan yaitu :
-        Keputusan indukatif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapt khusus menuju ke satu pendapat umum.
-        Keputusan dedukatif, yaitu keputusan yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus.
-        Keputusan analogis, yaitu keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
3.      Psikologi fikir
a.       Intisari pendapat Mazhab Wurzburg
Pidato Kulpe 1912 “uber die modern psyclogie des denkens” ialah :
1.      Ada isi kesadaran yang tak berperaga
Psikologi lama (sensualitas, asosiasi, teori herbart) hanya menerima apa yang berperaga saja, yaitu penginderaan dan tanggapan. Macam nama gejala tak berperaga :
Mayor dan orth     : Bewustseinslage
Marbe                    : Bewustseinslage (Gedanken)
Ach                       : Bewusstheit
K. Buhler              : Gedanken
Jadi berfikir adalah aktivitas jiwa yang abstrak dan tak dapat dijabarkan dari permainan tanggapan-tanggapan.
2.      Dalam proses berfikir aktivitas “aku” memegang peranan penting.
3.      Proses berfikir dikuasai oleh tendens determinasi yang ditimbulkan oleh Denkaufgabe (hal yang dipikirkan).
b.      Intisari pendapat Mazhab Koln
1.      Hasil penelitian Frohn mengenai berfikir anak bisu, bahwa anak bisu-tuli, terbelakang, tak dapat melakukan generalisasi. Kemajuan pikiran anak bisu-tuli terhambat oleh terhambatnya perkembangan bahasa.
2.      Lapisan kesadaran (Frohn. dkk)
Isi teori adalah :
1.      Tanggapan individu : terjadi langsung dari pengamatan panca indera. Penyadaran berperaga.
2.      Tanggapan bagan (schematis) : penyadaran yang kurang berperaga dan punya sifat umum.
3.      Pengertian abstrak : unsur berperaga sama sekali tidak ada.  
c.       Intisari pendapat Mazhab Mannheim
Merupakan kelanjutan dari Mazhab Wurzbur. Tujuan utamanya adalah menyusun teori berfikir yang benar-benar lepas dari asosiasi.
Hasil penelitian Mazhab Mannheim :
1.      Berpikir itu berarah tujuan
Jadi berfikir adalah aktivitas abstrak, dengan arah yang ditentukan oleh soal yang harus dipecahkan.
2.      Proses berfikir itu adalah proses melengkapkan kompleks (komplexerganzung, complex completion).
Selz memberikan tiga buah hokum mengenai perlengkapan kompleks :
a.       Suatu bagan kompleks mempunyai tendens untuk memproduksi seluruh kompkeks.
b.      Suatu bagan antisipasi suatu kompleks punya tendens untuk memproduksikan seluruh kompleks
c.       Determinasi yang diarahkan kepada perlengkapan suatu kompleks yang telah diantisipasikan secara bagan menyebabkan adanya tendensi untuk melengkapi seluruh kompleks.
3.      Bagan antisipasi
Bagan antisipasi yaitu metode penyelesaian yang berwujud bagan yang ditimbulkan oleh tugas pikir. Bagan ini merupakan pendahuluan penyelesaian.
4.      Berfikir adalah menggunakan metode penyelesaian soal yang umumnya berlangsung tanpa mengetahui metode penyelesaian itu.

G.    PERASAAN
1.      Pengertian
Perasaan adalah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umunya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Perasaan banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan seringkali bersangkut paut dengan gejala jasmaniah tetapi tetap berfungsi sendiri (Woodworth & Marquis, 1955).
2.      Macam-macam perasaan (Bigot, dkk 1950)
a.       Perasaan jasmaniah ( rendah)
1.      Perasaan indriah, yaitu perasaan yang berhubungan dengan perangsangan terhadap panca indera. Seperti : sedap, manis, pahit.
2.      Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan jasmani pada umumnya. Seperti : segar, letih, sehat, dsb.
b.      Perasaan rohaniah
1.      Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang bersangkutan dengan kesanggupan intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-problem yang dihadapi.
2.      Perasaan kesusilaan/etis, yaitu perasaan tentang baik buruk. Ada dua macam perasaan kesusilaan :
a.       Positif, merasa puas setelah melakukan hal yang baik
b.      Negative, mersa menyesal setelah melakukan hal yang tidak baik.
3.      Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang timbul karena menghayati suatu yang indah atau tidak indah.
4.      Perasaan social, yaitu perasaan yang mengikat individu dengan sesama manusia, perasaan untuk hidup bermasyarakat dengan sesama manusia.
5.      Perasaan harga diri
a.        positif, perasaan puas, senang, karena mendapat penghargaan dari pihak lain.
b.      Negative, perasaan kecewa karena mendapat celaaan dari orang lain.
6.      Perasaan keagamaan, yaitu perasaan yang bersangkut paut dengan kepercayaan tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa. Misal kagum akan kebesaran Tuhan.

H.    MOTIF-MOTIF
1.      Pengertian
Adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong itu disebut motif.
2.      Macam-macam motif
a.       Menurut Woodworth dan Marquis (1955)
1.      Kebutuhan-kebutuhan organic. Seperti makan , minum, bernafas
2.      Motif-motif darurat. Seperti dorongan menyelamatkan diri, membalas
3.      Motf-motif objektif. Seperti kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, menaruh minat.
b.      Penggolongan didasarkan pada terbentuknya motif
1.      Motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi ada tanpa dipelajari, misal : makan, minum, seksual.
2.      Motif yang dipelajari yaitu motif yang timbul karena dipelajari, seperti : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.
c.       Berdasarkan atas jalarannya
1.      Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misal orang belajar giat karena diberi tahu sebentar lagi ujian.
2.      Motif intrinsik, yaitu motif yang berfungsinya tanpa adanya perangsang. Misal orang yang gemar membaca.
d.      Atas dasar isi
1.      Motif jasmaniah, seperti : reflex, instink, nafsu, hasrat.
2.      Motif rohaniah (kemauan), terbentuk melalui empat momen
a.       Momen timbulnya alasan-alasan
Misal seseorang giat belajar dikamar karena (alasan) sebentar lagi ujian
b.      Momen pilih
Momen pilih, yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan.
c.       Momen keputusan
Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu alternative, dan ini menjadi keputusan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan.
d.      Momen terbentuknya kemauan
Dorongan untuk bertindak melakukan keputusan.
                                                       







Tidak ada komentar:

Posting Komentar