Rabu, 30 November 2011

makalah pengertian SWOT



BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang mengglobal telah berpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus mau mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Tidak hanya inovasi dibidang kurikulum, sarana-prasarana, namum inovasi yang menyeluruh dengan menggunakan teknologi pendidikan.
 Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi nonkonvensional. Teknologi pendidikan seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah semata-mata pada masalah elektronika atau peralatan teknis saja, padahal teknologi pendidikan mengandung pengertian dan penerapan yang sangat luas, untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teknologi pendidikan khususnya dalam hal penerapannya serta prospek perkembangannya di tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya masyarakat.





















BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian SWOT
SWOT adalah akronim dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (ancaman). SWOT adalah salah satu alat  berupa sistim yang bersifat diskriptif atau gambaran untuk membuat progam kerja dan untuk menganalisis kondisi yang fluktuatif, baik internal dan eksternal individu maupun organisasi. SWOT dipergunakan dalam memahami sebuah kondisi riil atau posisi dari obyek yang dianalisis.
Strenght (kekuatan) adalah kekuatan yang dimiliki lembaga pendidikan, kekuatan yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki lembaga pendidikan dalam mengelola kinerja lembaga pendidikan.
Weakness (kelemahan) adalah kelemaha-kelemahan yang dimiliki lembaga pendidikan. Dalam hal ini setiap lembaga pendidikan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang dimiliki terhadap kinerja lembaga pendidikan. Dalam hal ini harus mampu menindak lanjuti kelemahan yang dimiliki agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menarik masyarakat.
Opportunity (peluang) adalah peluang lembaga pendidikan untuk meningkatkan daya saing.
Threat (ancaman) adalah ancaman bagi lembaga pendidikan baik itu dari luar maupun dari dalam. Ancaman dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu dengan yang lain dalam subuah organisasi lembaga pendidikan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian dari segi negatif maupum positif.
B. Komponen-Komponen Analisis SWOT
Analisi SWOT mempunyai empat komponen yaitu:
1.      Strenght (kekuatan)
2.      Weakness (kelemahan)
3.      Opportunity (peluang) Threat (ancaman)
SWOT biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh progam kerja. Mengingat pentingnya analisis Teknologi Pendidikan, dengan analisis SWOT ini maka diharapkan suatu progam kerja yang dirancang akan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta tantangan dan peluang yang dihadapi. Jika hasil analisis SWOT ini bisa dirinci dengan baik dan terintegrasi dengan tujuan yang hendak dicapai, maka hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk memahami keunggulan kompetitif dari sebuah lembaga atau perusahaan maupun individu.
Analisis SWOT memiliki beberapa jenis diantaranya:
1.      Model Kuantitatif
Analisis jenis ini menggunakan teknik penilaian, penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang satu atau mengikuti lajur fertikal. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2.      Model Kualitatif
Analisi jenis ini tidak jauh berbeda dengan jenis analisis kuantitatif, perbedaan yang mendasar adalah pada penggunaan penilaian yang memadukan komponen kekuatan, kelebihan, dengan kekurangan cenderung pada hasil yang berupa wujud bukan jumlah nominal yang dihasilkan.
Dengan demikian, SWT analisis bisa dijadikan sebagai implementasi Teknologi apendidikan, hal itu karena suatu rencana progam kerja dalam suatu Teknologi Pendidikan dapat diselesaikan melalui analisis SWOT. Dengan adanya analisis SWOT ini maka dengan mudah Teknologi Pendidikan ini menafsirkan segala kelebihan, kekurangan, peluang dan hambatan yang ada dan yang terjadi dalam Teknologi Pendidikan.





BAB III
PROSPEK TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESI DIANALISI DENGAN
SWOT (STRENGHT, WEAKNESS, OPPORTUNITY, TREATMENT)

A.    Pengertian Prospek Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari kata Textere (bahasa latin) yang artinya menenun atau membangun. Menurut Saettler (1968) bahwa teknologi tidak selamanya harus menggunakan mewsin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran ini, akan tetapi merujuk pada setiasp kegiatan praktis yang menggunakan ilmu atau pengetahuan tertentu. Sedangkan Rogers mempunyai pandangan bahwa teknologi biasanya menyangkut aspek perangkat keras (terdiri dari informasi yang material atau obyek fisik), dan aspek perangkat lunak (terdiri dari informasi yang terkandung dalam perangkat keras).
     Penggunaan istilah teknologi dalam pendidikan tidak terlepas dari kajian Finn pad seminar tentang peran teknologi  dalam masyarakat, dengan judul makalahnya “ Technology and the instructional process” melalui makalahnya dikaji hubungan anatar teknologi dengan pendidikan. Argument utama yang disampaikan didasarkan atas gejala pemanfaatan teknologi dalam kehidupan masyarakat yang memiliki kemiripan dengan kondisi yang terdapat dalam pendidikan oleh karena itu, penggunaan istilah teknologi yang digandengkan dengan pendidikan merupakn suatu hal yang tepat dan wajar.

B.     Prospek Perkembangan Teknologi Pendidikan Dianalisis Dengan SWOT
1.      Peluang Prospek Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga prespektif, yaitu sebagai suatu bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Meskipun demikian ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai dengan potensinya masing-masing dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut:
a)      Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi masalah belajar dimana saja.
b)      Merancang progam dan sistem instruksional.
c)      Memproduksi media pendidikan.
d)     Memilih dan memanfaatkan media pendidikan.
e)      Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar.
f)       Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif.
g)      Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan.
h)      Mengelola organisasi dan personal yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi pendidikan.
i)        Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
j)        Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran.
Peluang pekerjaan para teknologi pendidikan biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan dari lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola jabatan dalam lembaga tersebut. Lingkup teknologi pendidikan yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan. Keadaan ini berlaku bagi peneliti maupun praktisi. Kebanyakan teknoligi pendidikan mempunyai pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dalam satu atau dua bidang, misalnya desain dan pengembangan teknologi tertentu atau pemanfaatan media.
Dalam konsep tenaga profesi teknologi pendidikan yang saat ini sedang diusulkan pengakuannya oleh pemerintah, dikenal perjenjangan. Usulan jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pendidikan menjabarkan peringkat profesi dalam 13 jenjang, mulai dari assisten Pengembang Teknologi Pendidikan Pratama hingga Pengembang Teknologi Pendidikan Utama. Perjenjangan ini dilengkapi dengan persyaratan pendidikan dan pelatihan.
2.      Tantangan Prospek Teknologi Pendidikan
Salah satu esensi dari proses pendidikan tidak lain adalah penyajian informasi. Dalam menyajikan informasi, haruslah komunikatif. Dalam komunikasi pada umumnya, demikian pula dalam pendidikan, informasi yang tepat disajikan adalah informasi yang dibutuhkan yakni yang bermakna, dalam arti :
1) Secara ekonomis menguntungkan.
2) Secara teknis memungkinkan dapat dilaksanakan.
3) Secara sosial-psikologis dapat diterima sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang ada.
4) Sesuai atau sejalan dengan kebijaksanaan/tuntutan perkembangan yang ada.
Konsep “bermakna” ini penting bagi keberhasilan penyebarluasan informasi yang dapat diserap dan dilaksanakan sasaran atau peserta didik. Karena itu, komunikasi adalah saling pertukaran simbol-simbol yang bermakna, yakni :
1) Kita tidak dapat saling bertukar makna.
2) Kita hanya secara fisik bertukar symbol.
3) Komunikasi tidak akan terjadi, kecuali berbagi makna untuk simbol-simbol tertentu.
Dalam memberikan atau menyampaikan informasi kepada orang lain (misalnya kepada peserta didik), bukan informasi yang kita ketahui yang disampaikan, tetapi yang kita sampaikan adalah informasi yang benar-benar bermakna dan dibutuhkan sasaran. Informasi yang dibutuhkan dan bermakna adalah informasi yang mampu membantu atau mempercepat pengambilan keputusan untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki. Untuk itulah maka, pemilihan informasi harus benar-benar selektif dengan mempertimbangkan jenis.
Revolusi teknologi informasi menjanjikan struktur interaksi kemanusiaan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih efisien. Dalam dunia pendidikan, revolusi informasi akan mempengaruhi jenis pilihan teknologi dalam pendidikan, bahkan, revolusi ini secara pasti akan merasuki semua aspek kehidupan (termasuk pendidikan). Inilah yang merupakan tantangan bagi semua bangsa, masyarakat dan individu. Dunia pendidikan harus menyiapkan seluruh unsur dalam sistim pendidikan agar tidak tertinggal atau ditinggalkan oleh perkembangan tersebut. Melalui penerapan dan pemilihan yang tepat teknologi informasi (sebagai bagian dari teknologi pendidikan), maka perbaikan mutu yang berkelanjutan dapat diharapkan. Perbaikan yang berlangsung terusmenerus secara konsisten/konstan akan mendorong orientasi pada perubahan untuk memperbaiki secara terus menerus dunia pendidikan. Adanya revolusi informasi dapat menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu pendidikan. Bagi lingkungan lembaga kependidikan, penerapan teknologi dalam pendidikan di era global informasi tidak lain adalah bentuk aplikasi jenis-jenis teknologi informasi mutakhir dalam praktek pendidikan. Proses belajar mengajar yang menerapkan teknologi informasi mutakhir dapat berupa penggunaan media elektronik seperti radio, TV, internet dan sistim jaringan komputer, serta bentuk-bentuk teledukasi lainnya. Pemilihan jenis media sebagai bentuk aplikasi teknologi dalam pendidikan harus dipilih secara tepat, cermat dan sesuai kebutuhan, serta bermakna bagi peningkatan mutu.





















BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
SWOT adalah akronim dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threat (ancaman). SWOT adalah salah satu alat  berupa sistim yang bersifat diskriptif atau gambaran untuk membuat progam kerja dan untuk menganalisis kondisi yang fluktuatif, baik internal dan eksternal individu maupun organisasi. SWOT dipergunakan dalam memahami sebuah kondisi riil atau posisi dari obyek yang dianalisis.
                        Dengan adanya analisis SWOT ini, maka dengan mudah lembaga ini menafsirkan segala kelebihan, kekurangan, peluan dan hambatan yang ada dan terjadi di lembaga yang bersangkutan.
                        Keterkaitan prospek teknologi pendidikan yang dianalisis SWOT ini, karena adanaya informasi dapat menjadi tantangan bagi lembaga pendidik karena mungkin kita belum siap menyelesaikan. Sebaliknya , hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu pendidikan.
  1. Kata Penutup
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Teknologi Pendidikan.
Sebagai manusia sangat pantaslah jika saya melakukan kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah tafsir ini karana kesempurnaan hanya milik Allah. Namun demikian saya berharap somoga makalah ini dapat bermanfaat, bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar