BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Sekilas RSUD RA. Kartini Jepara
Rumah Sakit Umum
RA. Kartini Jepara yang dulu bernama Rumah Sakit Umum Kabupaten Jepara semula
adalah sekolah untuk anak-anak Belanda dan yang bersekolah anak-anak ningrat dan piyayi. RA. Kartini, RA.
Rukmini dan RA. Kardinah serta putra-putri Jepara lainnya juga sekolah ditempat tersebut dan
guru-gurunya sebagian besar orang-orang Belanda.
Bahasanya juga bahasa Belanda. Setelah sekolah tersebut selesai dibangunan
(yaitu sebelah barat alon-alon jepara/sekarang SLTP I Jepara, maka bekas
sekolah tersebut dialih fungsikan menjadi sebuah Balai Pengobatan kecil.
Balai
pengobatan itu dilayani oleh beberapa orang dokter dan beberapa tenaga
kesehatan, mengingat balai itu merupakan satu-satunya lembaga pelayanan
kesehatan sehingga banyak dikunjungi orang, penderita terbanyak adalah penyakit
Malaria. Balai pengobatan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda ditingkatkan
fungsinya menjadi sebuah Consultatie Buerean atau sejenis Rumah Sakit. Bekas
sekolah tersebut dibagi dalam beberapa ruang pelayanan ada 3 bangsal ukuran 6 X
10 M2, 2 dua ruangan Kebidanan, 1 ruang Operasi kecil ukuran 3 X 4 M dan 1
kamar bersalin.
RSU RA.
Kartini Jepara setelah beberapa kali dipimpin oleh seorang dokter dari Belanda,
India , Jerman dan Itali Rumah Sakit ini kepemimpinannya diserahkan kepada
dr.Soeleman kemudian digantikan oleh dr.Soenardi hingga awal Kemerdekaan.
Lembaran baru muncul pada tahun 1962, saat Rumah Sakit Umum RA. Kartini Jepara dipimpin
oleh seorang dokter asli Jepara yaitu dr.Moh Hamidun Kosim, seorang dokter
lulusan UGM tahun 1962. Disaat itu sarana dan prasarana sangat kurang, dokter
hanya satu Dr. Moh Hamidun Kosim dan hanya dibantu oleh 2 petugas kesehatan
pria dan 10 petugas wanita orang sakit dan 10 petugas pria orang sakit dan
seorang petugas apotik, 6 orang staf administrasi dan 2 bidan. Karena minimnya
tenaga kesehatan, maka para petugas orang sakit harus bertugas kerja ekstra
keras selama 24 jam penuh. Terutama ketika terjadi kenaikan pasien karena wabah
penyakit di masyarakat misalnya kolera, cacar dan lainnya.
Hanya 3 tahun
dr. Moh.Hamidun Kosim menjadi Kepala Rumah Sakit akhirnya memilih menjadi
Kepala Jawatan Kesehatan Rakyat Jepara. Jabatan Kepala Rumah Sakit digantikan
dr.Ang Swie Giem kemudian digantikan berturut-turut Dr. Budiman, dr.Suyud, Dr,
Kuncoro, dr,Sri Murtanto dan selanjutnya dr.Agustinus Subandijo. Tanpa
mengecilkan jasa dan pengabdian para Direktur diera masing-masing dr. Agustinus
Subandijo memang punya andil besar dalam kepindahan Rumah Sakit Umum RA. Kartini
Jepara dari sebelah alon-alon ketempat yang baru yaitu di Kelurahan Bapangan.
Saat itu telah mulai dibicarakan pemindahan Rumah Sakit. Pertimbangan saat itu
adalah adanya tuntutan perkembangan kota, menyusul akan digunakannya lokasi
tersebut sebagai Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten Jepara, sebab letaknya
yang bersebelahan dengan pendopo Kabupaten, apalagi Pemerintah Kabupaten telah
memiliki tanah yang berada dipinggiran kota yaitu di desa Bapangan Jalan Raya
Kudus KM 3, dengan berbagai pertimbangan akhirnya Pemerintah Kabupaten Jepara
sepakat untuk memindahkan Rumah Sakit tersebut secara bertahap dengan target
dapat mulai ditempati pada tahun 1978, karena tahun 1975 pembangunan baru
dilaksanakan.
Semula Rumah
Sakit ini hanya bernama Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II, namun sejak
peringatan satu abad hari lahirnya RA. Kartini yaitu tanggal 21 April 1979
barubah menjadi RUMAH SAKIT UMUM RA. KARTINI Kabupaten Daerah Tingkat II
Jepara. Awal pemberian nama dari RSUD menjadi RSU RA.KARTINI Jepara sebenarnya
muncul dari pihak Rumah Sakit dengan alasan untuk mengenang jasa pahlawan
Nasional Wanita asal Jepara sekaligus meneruskan perjuangannya (Wikipedia, Rumah
Sakit Umum Kartini , 2018).
4.1.2. Visi dan Misi RSUD. RA. Kartini Jepara
Visi : Menjadi Rumah Sakit
Pendidikan dan Pelayanan Rujukan Utama
Misi :
1.
Menyelenggarakan pelayanan prima;
2.
Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia;
3.
Mengembangkan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat;
4.
Melengkapi sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
5.
Meningkatkan kerjasama lintas sektor.
4.1.3. Srtruktur Organisasi dan Uraian Tugas
Berdasarkan
struktur organisasi RSUD. RA. Kartini Jepara di atas diketahui bahwa pejabat
dan pegawai masing-masing memiliki tugas dan tanggungjawabnya sebagai pegawai
yang ditunjuk pemerintah dalam memberikan pelayanan.
a.
Direktur
Direktur
mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab kepada Bupati Jepara atas
pelaksanaan dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah RA. Kartini.
b.
Wakil Direktur
Bidang Umum dan Keuangan
Wakil direktur Bidang Umum dan Keuangan mempunyai tugas membantu
Direktur dan memimpin serta mengkoordinasikan
tugas-tugas bagian dibidang umum dan keuangan Rumah Sakit. Bagian yang berbeda
di bawah Wadir Umum dan Keuangan antara lain :
1)
Bagian Bina Program
dan Hukum
Bagian Bina Program dan Hukum mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan, sistem manajemen rumah sakit, promosi, hukum,
hubungan masyarakat dan perpustakaan. Bagian Bina Program dan Hukum terdiri dari :
a) Sub Bagian Bina
Program dan Evaluasi
Mempunyai tugas menyusun rencana evaluasi
pelaksanaan program kegiatan serta laporan rumah sakit.
b) Sub Bagian SIMRS
Mempunyai tugas mengumpulkan bahan, menyusun dan
mengelola sistem informasi manajemen rumah sakit dan promosi.
c)
Sub Bagian Hukum dan Humas
Mempunyai tugas mengumpulkan bahan, menyusun dan
mendokumentasikan kebijakan umum dan atau teknis rumah sakit, mengelola perpustakaan
dan dokumentasi, menelaah urusan hukum serta melaksanakan kegiatan hubungan
masyarakat.
2) Bagian Keuangan
Bagaian keuangan mempunyai tugas menyusun anggaran belanja dan pendapatan rumah sakit, melaksanakan
penatausahaan keuangan, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan mobilisasi
dana. Bagaian keuangan terdiri dari :
a)
Sub Bagian Anggaran dan Mobilisasi Dana
Mempunyai tugas menyusun rencana dan perubahan
anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit, melaksanakan dan melaporkan
mobilisasi dana serta menghimpun penerimaan pembukuan penyetoran dan atau
pertanggungjawaban keuangan.
b)
Sub Bagian Perbendaharaan
Mempunyai tugas mengelola perbendaharaan dan
administrasi keuangan lainnya.
c)
Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi
Mempunyai tugas melaksanakan verifikasi dan
menyajikan laporan administrasi keuangan dan atau manajemen rumah sakit.
3) Bagian umum
Bagian umum mempunyai tugas menyelenggarakan tata usaha, pengelolaan aset,
rumah tangga, perjalanan dinas, kepegawaian dan pendidikan pelatihan. Bagian
umum terdiri dari :
a)
Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melaksanankan urusan surat
menyurat dan kearsipan, tata laksana rumah sakit, perjalanan dinas, rapat atau
pertemuan dan pengelolaan aset rumah sakit.
b)
Sub Bagaian Kepegawaian
Mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
kepegawaian, meliputi perencanaan dan pengembangan, mutasi, kesejahteraan hak
dan kewajiban pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c)
Sub Bagian Rumah Tangga
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan,
pemeliharaan dan pengamanan sarana-prasarana rumah sakit, meliputi meubelair,
gedung atau ruangan, pengelolaan parkir dan taman serta lain-lain urusan rumah
tangga.
c.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan
Wakil dirktur bidang pelayanan mempunyai
tugas membantu direktur dan memimpin serta mengkoordinasikan tugas-tugas bidang
pelayanan medis, bidang penunjang medik, keparawatan dan pelayanan fungsional
lainnya. Bagian yang berada di bawah Wakil Direktur Bidang Pelayanan antara
lain :
1)
Bidang Pelayanan Medik
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan semua kebutuhan
pelayanan medis, melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
kegiatan pelayanan medis, perawat serta pengendalian dan penerimaan dan
pemulangan pasien pada instalasi rawat jalan, rawat inap, instalasi gawat
darurat, instalasi ICU, instalasi PICU, dan instalsai bedah sentral. Bagian
pelayanan medik terdiri dari :
a)
Seksi Pelayanan I
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan pelayanan
medis serta pemantauan, pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan medis dan pengendalian
maupun penerimaan dan pemulangan pasien pada instalasi rawat jalan, instalasi
gawat darurat, dan instalsai bedah sentral.
b)
Seksi Pelayanan II
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan pelayanan
medis serta pemantauan, pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan medis dan
pengendalian maupun penerimaan dan pemulangan pasien pada instalasi rawat inap,
instalasi ICU instalasi PICI/NICU.
2)
Bidang Penunjang Medik
Bidang penunjang medik mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
semua kebutuhan penunjang medik, melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan
fasilitas, kegiatan penunjang medik, serta pengawasan dan pengendalian pasien
di instalasi laboratorium klinik dan patologi anatomi, instalasi farmasi,
instalasi radiologi, instalasi gizi, instalasi pemeliharaan rumah sakit
(IPSRS), instalasi pemulasaraan jenazah, instalasi kesehatan dan keselamatan
kerja (K3), instalasi rekam medik, instalasi sentral supply stirilazation
departement (ICSSD), instalasi laundry, instalasi rehab medik, instalasi pengolahan
limbah. Bidang penunjang medik terdiri dari :
a)
Seksi Penunjang I
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan penunjang
medik serta pemantauan, pengawasaan penggunaan fasilitas penunjang mediss serta
pengawasan dan pengendalian pasien di instalasi laboratorium klinik dan
patologi anatomi, instalasi farmasi, instalasi radiologi, instalasi gizi, instalasi
rekam medik, instalasi rehab medik.
b)
Seksi Penunjang II
Mempunyai tugas melaksanakan kebutuhan penunjang
medik serta pemantauan, pengawasaan penggunaan fasilitas penunjang medis serta
pengawasan dan pengendalian pasien di instalasi pemulasaraan jenazah, instalasi
sentral supply stirilazation departement (ICSSD), instalasi laundry, instalasi
pemeliharaan rumah sakit (IPSRS) dan sanitasi, instalasi kesehatan dan keselamatan
kerja (K3), instalasi pengolahan limbah.
3)
Bidang Keperawatan
Bidang keperawatab mempunyai tugas melaksanakan bimbingan pelaksanaan
pelayanan asuhan keperawatan, pengendalian sikap, etika dan mutu keperawatan,
dan pengembangan profesi. Bidang keperawatan terdiri dari :
a)
Seksi Keperawatan I
Mempunyai tugas membimbing pelaksanaan keperawatan
disemua ruangan perawatan.
b)
Seksi Keperawatan II
Mempunyai tugas membina sikap mental, etika dan
peningkatan mutu dalam pelaksanaan tugas.
4.2. Penyajian Data
4.2.1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner
kepada responden yang telah memenuhi kriteria dalam pemenuhan sample.
Karakteristik responden yang di teliti dalam penelitian ini adalah tentang usia
responden, pendidikan terakhir responden dan pekerjaan responden, dengan adanya
karakteristik yang dibahas akan membantu untuk penalaran dan pembahasan dalam
penelitian ini.
Tabel
4.1
Karakteristik
responden berdasarkan Usia, Pendidikan terakhir dan Pekerjaan
Identitas Responden |
Frekuensi |
Persentasi |
|
Usia |
20-30 tahun31-40 tahun41-50 tahun>50 tahun |
13
87
67
18
|
7%
47%
36%
10%
|
Jumlah |
185
|
100% |
|
Pendidikan terakhir |
Tamat SMPTamat SMATama D II/IIIDiploma/Strata I |
5
60
72
48
|
2,7%32%38%25% |
Jumlah |
185
|
100% |
|
Pekerjaan |
Pegawai negeri Sipil dengan masa kerja ± 10 tahun |
185
|
185 |
Jumlah |
185
|
100% |
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat range usia pegawai
paling besar di range usia 31-40 tahun dengan jumlah 87 responden dan persentase sebesar 47% dan range usia
diantara 41-50 tahun dengan jumlah 67 responden dan persentase sebesar 36 %. Dapat
diartikan, sebagian besar responden telah memiliki kematangan usia, dalam hal
yang berkaitan dengan pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung
jawab sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan RSUD RA. Kartini Jepara.
Responden dilihat dari segi pendidikan, bahwa sebagian
besar responden dengan pendidikan adalah Diploma III dengan jumlah 72 responden
dan persentase sebesar 38%, dilanjutkan dengan tamat SMA/sederajat sejumlah 60 responden
dan persentasi sebesar 32%, dilanjutkan dengan Stara I sejumlah sebesar 48 dan
persentase 25%, dalam hal ini dapat diartikan bahwa responden sudah memiliki
pendidikan yang baik. Responden sudah mempunyai kemampuan dalam bekerja sesuai
dengan pendidikan di bidangnya masing-masing Dalam hal pekerjaan, semua
responden adalah pegawai negeri sipil dengan kriteria masa kerja ± 10 tahun di
RSUD RA. Kartini Jepara.
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.2.2.1.Variabel Disiplin Kerja (X1)
Disiplin kerja adalah sebagai bentuk
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2006), dan hasil tanggapan responden mengenai
variabel ini adalah :
Tabel 4.2.
Hasil Tanggapan Responden atas
Variabel Disiplin Kerja
Pernyataan
|
Frekuensi
|
Σ
|
Jumlah (Frekuensi*Skor)
|
Rata-rata
|
||||
STS (1)
|
TS (2)
|
KS (3)
|
S
(4)
|
SS (5)
|
||||
1. Saya selalu hadir tepat waktu
sesuai jam yang telah ditetapkan oleh pemerintah
|
6
|
12
|
8
|
59
|
100
|
185
|
790
|
4,27
|
2. Sebagai pegawai, saya
mengutamakan persentase kehadiran
|
0
|
1
|
8
|
102
|
74
|
185
|
804
|
4,34
|
3. Saya menaati ketentuan jam kerja sesuai yang
ditentukan oleh instansi/pemerintah
|
0
|
0
|
8
|
88
|
89
|
185
|
821
|
4,43
|
4. Saya mengutamakan jam kerja yang efisien dan efektif
|
0
|
2
|
4
|
112
|
67
|
185
|
799
|
4,31
|
5. Dalam pekerjaan, saya
ditempatkan sesuai bidang dan keahliannya masing-masing
|
0
|
8
|
24
|
109
|
46
|
185
|
754
|
4,07
|
6. Dalam melaksanakan pekerjaan,
saya mempunyai semangat kerja yang tinggi
|
0
|
1
|
8
|
102
|
74
|
185
|
804
|
4,34
|
7. Saya mampu bersikap baik dan
ramah terhadap pasien, pengunjung, dan sesama rekan kerja
|
0
|
0
|
8
|
88
|
89
|
185
|
821
|
4,43
|
8. Saya mampu kreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pekerjaan
|
0
|
2
|
4
|
112
|
67
|
185
|
799
|
4,31
|
Jumlah
|
34,50
|
|||||||
Rata-Rata
|
4,31
|
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 dapat terlihat bahwa pernyataan
pada butir satu yaitu ketepatan waktu hadir sesuai jam kerja yang ditetapkan
oleh pemerintah sebagian besar responden
menjawab sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 100 responden dan
responden yang menjawab setuju sebanyak 59 responden dan jumlah skor dalam pernyataan
butir satu sebanyak 790 dan nilai rata-rata 4,27.
Pernyataan pada butir kedua yaitu mengutamakan
persentase kehadiran sebagian besar responden menjawab sangat setuju skor 5
dengan jumlah 74 responden, sedangkan sebagian menjawab setuju skor 4 dengan
jumlah 102 responden. Dalam pertanyaan butir 2, jumlah skor nya adalah 804
dengan nilai rata-rata 4,34.
Pertanyaan butir 3 yaitu menaati ketentuan jam kerja sesuai
yang ditetapkan instansi sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan
jumlah 89 responden dan dalam pertanyaan butir 3 ini jumlah skor keseluruhan
adalah 821 dengan nilai rata-rata 4,43.
Pertanyaan ke 4 dengan butir pernyataan mengutamakan jam
kerja yang efisien dan efektif sebagian responden menjawab setuju skor 4
sebanyak 112 responden diikuti dengan sangat setuju dengan 67 responden. Dalam
pernyataan di butir 4 ini jumlah skor keseluruhan adalah 799 dengan nilai
rata-rata 4,31.
Pertanyaan ke 5 dengan butir pernyataan penempatan
sesuai bidang dan keahlian masing-masing sebagian responden menjawab setuju
skor 5 sebanyak 109 responden, jawaban sangat setuju dengan 46 responden. Dalam
pernyataan di butir 5 ini jumlah skor keseluruhan adalah 754 dengan nilai
rata-rata 4,07.
Pertanyaan ke 6 dengan butir pernyataan semangat kerja
yang tinggi sebagian responden menjawab setuju skor 4 sebanyak 102 responden
diikuti dengan sangat setuju dengan 74 responden. Dalam pernyataan di butir 6
ini jumlah skor keseluruhan adalah 804 dengan nilai rata-rata 4,34.
Pertanyaan ke 7 dengan butir pernyataan sikap baik
terhadap pasien, pengunjung dan rekan kerja sebagian responden menjawab sangat
setuju skor 5 sebanyak 89 responden, jawaban setuju dengan 88 responden. Dalam pernyataan di butir 4 ini
jumlah skor keseluruhan adalah 821 dengan nilai rata-rata 4,43.
Pertanyaan ke 8 dengan butir pernyataan mampu kreatif
dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan sebagian responden menjawab setuju
skor 4 sebanyak 112 responden, jawaban sangat setuju dengan 67 responden. Dalam
pernyataan di butir 8 jumlah skor keseluruhan adalah 799 dengan rata-rata 4,31.
Variabel Disiplin Kerja mempunyai nilai rata-rata 4,31
dengan nilai rata-rata tertinggi di butir pernyataan ke 7 dan rata-rata
terendah di pertanyaan ke 5.
4.2.2.2.Variable Budaya Organisasi (X2)
Budaya organisasi merupakan salah
satu aset atau sumber daya organisasi yang menjadikan organisasi dinamis dengan
karakteristik fisik ataupun non fisik yang khas yang berisi asumsi-asumsi,
nilai-nilai, norma, komitmen, dan kepercayaan, bermanfaat untuk mendorong dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi publik maupun privat. Berikut hasil tanggapan
responden terhadap budaya organisasi :
Tabel 4.3.
Hasil
Tanggapan Responden atas Budaya Organisasi
Pernyataan
|
Frekuensi
|
Σ
|
Jumlah (Frekuensi*Skor)
|
Rata-rata
|
||||
STS (1)
|
TS (2)
|
RR (3)
|
S
(4)
|
SS (5)
|
||||
1. Saya mempunyai tanggung jawab
yang tinggi pada pekerjaan
|
0
|
4
|
20
|
71
|
90
|
185
|
802
|
4.34
|
2. Instansi/pimpinan memberikan
penghargaan pada pegawai yang bekerja dengan hasil yang memuaskan
|
0
|
4
|
10
|
97
|
74
|
185
|
796
|
4.30
|
3. Pimpinan mampu memberikan
informasi yang jelas kepada pegawai
|
0
|
8
|
8
|
97
|
72
|
185
|
788
|
4.26
|
4.
Pimpinan mampu mengendalikan lingkungan kerja menjadi nyaman
|
0
|
10
|
15
|
71
|
89
|
185
|
794
|
4.29
|
5.
Pimpinan mampu bekerjasama dengan seluruh pegawai
|
0
|
2
|
6
|
102
|
75
|
185
|
805
|
4.35
|
Jumlah
|
21.54
|
|||||||
Rata-Rata
|
4.31
|
Sumber
: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa
untuk pertanyaan butir 1 dengan pernyataan mempunyai tanggung jawab tinggi
dalam pekerjaan sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan skor 5
sebanyak 90 responden dan diikuti jawaban setuju dengan skor 4 dengan jumlah 71
responden dalam pernyataan butir 1 ini jumlah skor yang didapat sebanyak 802
dengan nilai rata-rata 4,34 dapat diartikan bahwa sebagian besar responden mempunyai
tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Pertanyaan butir 2 dengan pernyataan Instansi/pimpinan
memberikan penghargaan pada pegawai yang bekerja dengan hasil yang memuaskan,
sebagian besar responden menjawab setuju skor 4 dengan jumlah responden 97
responden dan diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 74
responden. Dalam pertanyaan butir 2 ini diperoleh skor sebanyak 769 dengan
nilai rata-rata 4.30.
Pertanyaan butir 3 dengan pernyataan pimpinan mampu
memberikan informasi yang jelas kepada pegawai, sebagian besar responden
menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 97 responden dan diikuti dengan jawban sangat
setuju dengan skor 5 sebanyak 72 responden. Pertanyan butir 3 dalam variabel
ini mempunyai jumlah skor sebanyak 788 dengan nilai rata-rata 4.26.
Pertanyaan butir ke 4 dengan pernyataan Pimpinan mampu
mengendalikan lingkungan kerja menjadi nyaman, sebanyak 89 responden menjawab sangat
setuju dengan skor 5 dan diikuti dengan jawabn setuju skor 4 dengan jumlah 71 responden.
Pertanyaan butir 4 ini mempunyai jumlah skor sebanyak 794 dengan nilai
rata-rata 4.29.
Pertanyaan butir ke 5 dengan pernyataan Pimpinan mampu
bekerjasama dengan seluruh pegawai, sebanyak 102 responden menjawab setuju
dengan skor 5 dan jawaban sangat setuju skor 5 dengan jumlah 75 responden.
Pertanyaan butir 5 ini mempunyai jumlah skor sebanyak 805 dengan nilai
rata-rata 4.35.
Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini sesuai
dengan hasil tanggapan responden mempunyai nilai rata-rata 4.31 dengan nilai
rata-rata tertinggi di pernyataan butir 5 dengan nilai 4,35 dan nilai rata-rata
terendah pada butir pernyataan 3 dengan nilai rata-rata 4.31.
4.2.2.3. Variabel Komunikasi (X3)
Komunkasi adalah suatu kata yang mencakup segala bentuk
interkasi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar,
dan bernegosiasi. Berikut hasil tanggapan responden terhadap variabel harga
yang dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4.
Hasil Tanggapan Responden atas Variabel
Komunikasi
Pernyataan
|
Frekuensi
|
Σ
|
Jumlah (Frekuensi*Skor)
|
Rata-rata
|
||||
STS (1)
|
TS (2)
|
RR (3)
|
S
(4)
|
SS (5)
|
||||
1. Pimpinan selalu
mengkomunikasikan setiap pekerjaan terhadap pegawai
|
1
|
4
|
3
|
82
|
95
|
185
|
821
|
4.44
|
2. Pimpinan meningkatkan mental
dan sikap karyawan agar tetap loyal untuk mencapai tujuan perusahaan
|
0
|
1
|
14
|
101
|
69
|
185
|
793
|
4.29
|
3. Pimpinan memberikan dorongan
dan masukan untuk meningkatkan kinerja pegawai
|
0
|
0
|
12
|
99
|
74
|
185
|
802
|
4.34
|
4.
Pimpinan menyatupadukan masukan karyawan dan kepentingan perusahaan
agar tercipta kerjasama yang memuaskan
|
0
|
2
|
6
|
102
|
75
|
185
|
805
|
4.35
|
5.
Pimpinan memberikan kebebasan pegawai untuk melakukan pengembangan
diri dalam bekerja
|
0
|
0
|
12
|
99
|
74
|
185
|
802
|
4.34
|
Jumlah
|
21.75
|
|||||||
Rata-Rata
|
4.35
|
Sumber
: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi
bahwa untuk pernyataan butir 1 Pimpinan selalu mengkomunikasikan setiap
pekerjaan terhadap pegawai, sebagian besar responden menjawab sangat setuju
dengan skor 5 sebanyak 95 responden dan diikuti dengan jawaban setuju dengan
skor 4 sebanyak 82 responden, dalam pertanyaan butir 1 diperoleh jumlah skor
sebanyak 821 dengan nilai rata-rata 4.44.
Pernyataan butir 2 yang menyatakan bahwa Pimpinan
meningkatkan mental dan sikap karyawan agar tetap loyal untuk mencapai tujuan
perusahaan, sebagian besar responden menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 101
respondendan diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 69
responden, didalam butir pertanyaan ini diperoleh jumlah skor sebanyak 793 dengan
nilai rata-rata 4.29.
Pernyataan butir 3 Pimpinan memberikan dorongan dan
masukan untuk meningkatkan kinerja pegawai, sebagian besar responden menjawab setuju
dengan skor 4 sebnayak 99 responden, diikuti dengan jawaban sangat setuju
dengan skor 5 sebanyak 74 responden. Pertanyaan butir 3 ini secara keseluruhan
mempunyai skor sebanyak 802 dengan nilai rata-rata 4.34.
Pernyataan butir 4 Pimpinan menyatupadukan masukan
karyawan dan kepentingan perusahaan agar tercipta kerjasama yang memuaskan,
sebagian responden menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 102 responden,
diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 75 responden. Pernyataan
ke 4 ini memperoleh skor total sebanyak 805 dengan nilai rata-rata 4.35.
Pernyataan butir 5 Pimpinan memberikan kebebasan
pegawai untuk melakukan pengembangan diri dalam bekerja, sebagian responden
menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 99 responden, diikuti dengan jawaban
sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 74 responden. Pernyataan ke 5 ini
memperoleh skor total sebanyak 802 dengan nilai rata-rata 4.34.
Variabel komunikasi dalam penelitian ini sesuai dengan
hasil tanggapan responden mempunyai nilai rata-rata 4.35 dengan nilai rata-rata
tertinggi di pernyataan butir 1 dengan nilai 4,44 dan nilai rata-rata terendah
pada butir pernyataan 2 dengan nilai rata-rata 4.29.
4.2.2.4. Variabel Efektifitas Kerja (Y)
Efektifitas kerja dapat
terlaksana apabila pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang
ada, diantaranya adalah dengan melaksanakan disiplin kerja, budaya organisasi,
dan melakukan komunikasi yang baik dan efektif.
Berikut adalah hasil tanggapan dari responden berkaitan dengan
efektifitas kerja ;
Tabel 4.5.
Hasil Tanggapan Responden atas Variabel
Efektifitas Kerja
Pernyataan
|
Frekuensi
|
Σ
|
Jumlah (Frekuensi*Skor)
|
Rata-rata
|
||||
STS (1)
|
TS (2)
|
RR (3)
|
S
(4)
|
SS (5)
|
||||
1. Dalam melaksanakan tugas, saya
melaksanakan tugas secara terstruktur dan terorganisir
|
3
|
21
|
19
|
41
|
101
|
185
|
771
|
4.17
|
2. Dalam melaksanakan pekerjaan
saya bekerjasama dengan teman sekantor
|
0
|
6
|
24
|
109
|
46
|
185
|
750
|
4.05
|
3. Secara administrative saya
mampu melaksanakan pekerjaan yang diberikan secara konsisten
|
0
|
0
|
5
|
96
|
84
|
185
|
819
|
4.43
|
4. Dalam melaksanakan tugas, saya
mampu melaksanakan program kerja yang diberikan pimpinan
|
0
|
1
|
8
|
118
|
58
|
185
|
788
|
4.26
|
5. Dalam melaksanakan pekerjaan,
saya merasa puas dengan apa yang saya kerjakan
|
0
|
0
|
5
|
98
|
84
|
185
|
827
|
4.47
|
Jumlah
|
21.38
|
|||||||
Rata-Rata
|
4.28
|
Sumber
: Data primer yang diolah,2018
Berdasarkan data yang disajikan
diatas dapat diperoleh informasi bahwa untuk pernyataan butir 1 Dalam melaksanakan tugas, saya melaksanakan tugas secara terstruktur dan
terorganisir, sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 101
responden dan diikuti dengan jawaban setuju dengan skor 4 sebanyak 41
responden, dalam butir pertanyaan ini diperoleh skor total sebanyak 771 dengan
nilai rata-rata 4.17.
Pernyataan butir ke 2 Dalam melaksanakan
pekerjaan saya bekerjasama dengan teman sekantor, sebagian responden menjawab setuju
dengan skor 4 sebanyak 109 responden diikuti dengan
jawaban sangat setuju dengan skor 4 sebanyak 26 responden. Didalam
pertanyaan ini diperoleh skor akhir sebabnyak 342 dengan nilai rata-rata 3,42.
Pernyataan ke 3 Secara administrative saya
mampu melaksanakan pekerjaan yang diberikan secara konsisten sebagian besar
responden menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 96 responden dan diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 84
responden. Didalam
pernyataan ini diperoleh skor akhir sebabnyak 819 dengan nilai rata-rata 4.43.
Pernyataan ke 4 Dalam
melaksanakan tugas, saya mampu melaksanakan program kerja yang diberikan
pimpinan, sebagian besar responden menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 118
responden dan diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 58 responden.
Didalam pernyataan ini
diperoleh skor akhir sebabnyak 788 dengan nilai rata-rata 4.26.
Pernyataan ke 5 Dalam
melaksanakan pekerjaan, saya merasa puas dengan apa yang saya kerjakan,
sebagian besar responden menjawab setuju dengan skor 4 sebanyak 98 responden
dan diikuti dengan jawaban sangat setuju dengan skor 5 sebanyak 84 responden. Didalam pernyataan ini
diperoleh skor akhir sebabnyak 827 dengan nilai rata-rata 4.47.
Hasil rata-rata dari variabel ini sebesar 4.28 dengan
nilai rata rata tertinggi di pernyataan ke 5 dengan nilai rata-rata 4.47 dan nilai rata-rata terendah pada pernyataan ke 2 dengan rata-rata
4.05.
4.3. Analisis Data
Di dalam bab IV ini disajikan
bebarapa analisis data yang akan membantu untuk kepentingan penelitian ini.
Adapun uji-uji dan hasil analisis yang disajikan adalah sebagai berikut :
4.3.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Instrumen data ini terdiri
dari uji validitas dan uji reliabilitas, uji validitas merupakan uji awal untuk
mengetahui tingkat ke validitas/sah an dari sebuah penelitian sedangkan uji
reliabilitas merupakan uji untuk mengetahui tingkat kehandalan dari sebuah
penelitian yang menggunakan variabel
dependen maupun independen. Adapun uji-ujinya adalah sebagai berikut:
4.3.1.1. Uji Validitas
Uji validitas
dari penelitian ini terdiri 4 variabel yang digunakan, uji validitas ini
bertujuan untuk mengukur sah/tidaknya suatu kuestionre penelitian. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuestionare tersebut.
Uji validitas dihitung dengan
membandingkan nilai r hitung (correlated
item-total correlation) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel
dan nilainya positif maka butir / pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Jumlah
kuesioner yang disebar sebanyak 185 responden.
1.
Uji Validitas Kuesioner Variabel Disiplin
Kerja
Berdasarkan hasil perhitungan
uji validitas variabel Disiplin Kerja 8 item
pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja (X1)
Butir
|
Nilai Correlated
Item Total Correlation/r hitung
|
R tabel
|
Kriterian
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
0,853
0,784
0,647
0,594
0,737
0,784
0,647
0,594
|
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.6. tersebut
dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk variabel Disiplin Kerja
memiliki status/kriteria yang valid karena nilai r hitung (correlated item-total correlation) > r tabel sebesar 0,148.
2.
Uji Validitas Kuesioner Variabel Budaya Organisasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji
validitas variabel budaya organisasi
dengan 5 item pertnyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.
Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X2)
Butir
|
Nilai Correlated
Item Total Correlation/r hitung
|
R tabel
|
Kriterian
|
1
2
3
4
5
|
0,674
0,727
0,725
0,696
0,591
|
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.7. tersebut
dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk variabel budaya organisasi memiliki status/kriteria
yang valid karena nilai r hitung (correlated
item-total correlation) >
r tabel sebesar 0,148.
3.
Uji Validitas Kuesioner Variabel Komunikasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji
validitas variabel komunikasi
dengan 5 item pertanyaan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Validitas Komunikasi (X3)
Butir
|
Nilai Correlated
Item Total Correlation/r hitung
|
R tabel
|
Kriterian
|
1
2
3
4
5
|
0,745
0,778
0,729
0,693
0,729
|
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.8. tersebut
dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan untuk variabel iklan memiliki
status/kriteria yang valid karena nilai r hitung (correlated item-total correlation) > r tabel sebesar 0,148.
4.
Uji Validitas Kuesioner Variabel Efektifitas Kerja
Berdasarkan hasil perhitungan uji
validitas variabel efektifitas kerja
dengan 5 item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9.
Hasil Uji Validitas Efektifitas Kerja (Y)
Butir
|
Nilai Correlated
Item Total Correlation/r hitung
|
R tabel
|
Kriterian
|
1
2
3
4
5
|
0,674
0,727
0,725
0,696
0,591
|
0,148
0,148
0,148
0,148
0,148
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.9. tersebut
dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan
untuk variabel iklan memiliki status/kriteria yang valid karena nilai r hitung
(correlated item-total correlation) > r tabel sebesar 0,148.
4.3.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji data
untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dikatakan reliable/handal jika jawaban responden terhadap pertanyan
adalah konsisten/satbil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut
kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statitisk Cronbach Alpha (a). Suatu variabel
dikatakn reliable/handal jika memberikan nilai Cronbach Alpha (a) > 0,60. Jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 185 responden.
Uji reliabilitas untuk
masing-masing varinabel disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10.
Hasil Uji Reliabilitas
No
|
Variabel
|
R alpha
|
R kritis
|
Kriteria
|
1
2
3
4
|
Disiplin
kerja
Budaya organisasi
Komunikasi
Efektifitas kerja
|
0,860
0,712
0,800
0,750
|
0,60
0,60
0,60
0,60
|
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
|
Sumber: Data primer
yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat
diperoleh bahwa uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang dinyatakan
valid. Suatu variabel
dikatakan reliable/handal jika jawaban terhadap pertanyaan selalu konsisten.
Jadi hasil reliabilitas instrumen disiplin kerja sebesar 0,860 untuk instrumen budaya oranisasi sebesar 0,712 untuk instrumen komunikasi sebesar 0,800 dan untuk instrument efektifitas kerja adalah sebesar 0,750, dan ternyata semua alpha cronbach lebih besar dari 0,60, yang berarti keempat
instrument/variabel dalam penelitian dinyatakan reliable dan memenuhi persyaratan.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik haruslah bebas dari
masalah penyimpangan terhadap asumsi klasik. Berikut ini adalah pengujian
terhadap asumsi klasik dalam model rgresi.
4.3.2.1. Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Pada dasarnya normalitas sebuah
data dikenali atau dideteksi dengan melihat persebaran data titik pada sumbu
diagonal dari grafik histogram dari residual dengan asumsi sebagai berikut:
1.
Data
dikatakan berditribusi normal, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogrammya.
2.
Sebaliknya
data dikatakan tidak berdistribusi normal, jika data menyebar jauh dari arah
garis atau tidak mengikuti diagonal atau grafik histogramnya.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
||
|
|
Unstandardized Residual
|
N
|
185
|
|
Normal Parametersa,,b
|
Mean
|
.0000000
|
Std. Deviation
|
1.70656007
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.093
|
Positive
|
.045
|
|
Negative
|
-.093
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.258
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.084
|
|
a. Test distribution is Normal.
|
||
b. Calculated from data.
|
Sumber : Data yang diolah spss
17 for windows, 2018
Berdasarkan output diatas, diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,084 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang kita uji berditribusi normal.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
Berdasarkan grafik diatas
menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Berdasarkan gambar diatas
menunjukan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonalnya dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2.2. Uji Heteroskedasitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi. Adapun
hasil dari uji heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2
Heteroskedasitas
Berdasarkan gambar diatas
menunjukan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini
menunjukan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskidasitas,
yang berarti bahwa tidak ada gangguan
yang berarti dalam model regresi ini.
4.3.2.3. Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol (0). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah
sebagai berikut :
1. Mempunyai angka Tolerance
diatas >0,1
2. Mempunyai nilai VIF di di
bawah < 10.
Adapun hasil regresi untuk
mengetahui uji multikolineritas adalah sebagai berikut:
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
3.410
|
1.271
|
|
2.683
|
.008
|
|
|
Disiplin Kerja
|
.427
|
.060
|
.505
|
7.065
|
.000
|
.475
|
2.106
|
|
Budaya Organisasi
|
.335
|
.082
|
.321
|
4.101
|
.000
|
.396
|
2.523
|
|
Komunikasi
|
-.017
|
.112
|
-.013
|
-.157
|
.876
|
.379
|
2.641
|
|
a. Dependent Variable: Efektifitas kerja
|
Sumber : Data yang diolah spss 17 for windows, 2018
Berdasarkan
tabel diatas hasil pengujian menunjukan bahwa semua variabel yang digunakan
sebagai predictor model regresi menunjukan VIF yang cukup kecil, dimana hasil
dari semua variabel berada dibawah 10, dan tolerance
lebih dari 0,1. Hal ini menunujukan bahwa variabel-variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukan adanya gejala multikolineritas,
yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel
yang saling independen.
4.3.3. Analisis Regresi Berganda
Menganalisa Disiplin kerja (X1), Budaya
organisasi (X2) dan Komunikasi (X3) terhadap Efektifitas kerja (Y) digunakan
analisis linear berganda.
Analisis regresi berganda adalah
suatu teknik ketergantungan yang digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, budaya organisasi dan
komunikasi terhadap efektifitas kerja studi pada pegawai negeri sipil (PNS) di
RSUD RA. Kartini. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dalam tabel:
Tabel 4.12.
Hasil Analisis
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
3.410
|
1.271
|
|
2.683
|
.008
|
Disiplin Kerja
|
.427
|
.060
|
.505
|
7.065
|
.000
|
|
Budaya Organisasi
|
.335
|
.082
|
.321
|
4.101
|
.000
|
|
Komunikasi
|
-.017
|
.112
|
-.013
|
-.157
|
.876
|
|
a. Dependent Variable: Efektifitas kerja
|
Sumber : Data yang diolah spss 17 for windows, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat
dibuat persaamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 3.410 + 0.427 X1 + 0.335 X2 –
0.017 X3
Persamaan regeresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Konstanta sebesar 3.410 dapat diartikan apabila disiplin
kerja (X1), budaya organisasi (X2) dan komunikasi (X3) adalah nol maka efektifitas
(Y) nilainya sebesar 3.410.
2. Koefisien regresi variabel disiplin kerja (X1) sebesar 0.427 artinya setiap perubahan variabel disiplin kerja (X1) sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan efektifitas kerja
sebesar 0.427 satuan, dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap.
Peningkatan satu satuan pada variabel disiplin
kerja (X1) akan meningkatkan efektifitas
kerja sebesar 0.427 satuan, sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel disiplin kerja (X1) akan menurunkan efektifitas
kerja sebesar 0.427 satuan.
3.
Koefisien regresi variabel budaya organisasi (X2)
sebesar 0.335 artinya setiap perubahan variabel budaya organisasi (X2) sebesar
satu satuan maka akan meningkatkan efektifitas kerja sebesar 0.335 satuan,
dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada
variabel budaya
organisasi (X2) akan meningkatkan efektifitas kerja sebesar 0.335 satuan,
sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel budaya organisasi (X2) akan menurunkan keputusan
pembelian sebesar 0.335 satuan.
4.
Koefisien regresi variabel komunikasi (X3) sebesar -
0.017 artinya setiap perubahan variabel komunikasi (X3) sebesar
satu satuan maka akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian sebesar –
0.017 satuan, dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap. Peningkatan satu
satuan pada variabel
komunkasi (X3) akan menurunkan efektifitas kerja sebesar – 0.017 satuan,
sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel komunikasi (X3) akan meningkatkan
efektifitas kerja sebesar - 0.017 satuan.
4.3.4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji
hipotesis yang akan diujikan adalah uji t dan uji f. berikut adalah hasil dari
pengujian tersebut.
4.3.4.1. Uji t
Hasil pengujian secara parsial
pengaruh disiplin kerja (X1) , budaya
organisasi (X2) dan komunikasi (X3) terhadap efektifitas kerja (Y) dengan
menggunkana SPSS melalui uji t terlihat dalam tabel berkut ini:
Tabel 4.13.
Hasil uji t Coefficients
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
3.410
|
1.271
|
|
2.683
|
.008
|
Disiplin Kerja
|
.427
|
.060
|
.505
|
7.065
|
.000
|
|
Budaya Organisasi
|
.335
|
.082
|
.321
|
4.101
|
.000
|
|
Komunikasi
|
-.017
|
.112
|
-.013
|
-.157
|
.876
|
|
a. Dependent Variable: Efektifitas kerja
|
Sumber : Data yang diolah spss 17 for windows, 2018
1.
Hipotesis pertama
penelitian ini menyatakan bahwa disiplin kerja (X1) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap efektifitas
kerja sehingga diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel
4.13. diatas diperoleh nilai t hitung untuk variabel disiplin kerja (X1) adalah sebesar 7.065
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,653 (df = 185-3-1 = 181)
menggunakan uji dua sisi. Sedangkan untuk nilai signifikansiya adalah 0,000. Dari
data tersebut dapat diartikan bahwa t hitung > t tabel dan hasilnya positif (7.065 > 1,653) dan nilai signifikansinya menunjukan lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05) maka dapat diartikan
bahwa hipotesis pertama diterima artinya disiplin
kerja (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas
kerja.
2.
Hipotesis kedua penelitian
ini menyatakan bahwa budaya
organisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas kerja sehingga
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel
4.13. diatas diperoleh nilai t hitung untuk variable budaya organisai (X2) adalah sebesar 4.101 sedangkan nilai t tabel
adalah sebesar 1.653 (df = 185-3-1 = 181) menggunakan uji dua sisi. Sedangkan untuk nilai
signifikansiya adalah 0,000. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa t hitung
> t tabel dan hasilnya positif (4.101 >
1,653) dan nilai signifikansinya menunjukan lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05)
maka dapat diartikan bahwa hipotesis kedua diterima artinya budaya organisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas kerja.
3.
Hipotesis ketiga penelitian
ini menyatakan bahwa variabel komunikasi
(X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas kerja sehingga diperoleh hasil
pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.13. diatas diperoleh
nilai t hitung untuk variabel komunikasi (X3) adalah sebesar - 0.157
sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,653 (df = 185-3-1 = 101)
menggunakan uji dua sisi. Sedangkan untuk nilai signifikansiya adalah 0,876. Dari
data tersebut dapat diartikan bahwa t hitung < t tabel dan hasilnya negatif (- 0.157 <
1,653) dan nilai signifikansinya menunjukan lebih besar dari taraf
signifikansi 0,05 (0,876 > 0,05) maka dapat diartikan bahwa hipotesis ketiga ditolak
artinya komunikasi (X3)
tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas kerja.
4.3.4.2. Uji F
Hasil pengujian secara bersama
pengaruh disiplin
kerja (X1) , budaya
organisasi (X2) dan komunikasi
(X3) terhadap efektifitas kerja
(Y) dengan menggunkana SPSS melalui uji F terlihat dalam tabel berkut ini
Tabel 4.14.
Uji F
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
683.350
|
3
|
227.783
|
76.938
|
.000a
|
Residual
|
535.872
|
181
|
2.961
|
|
|
|
Total
|
1219.222
|
184
|
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Komunikasi, Disiplin Kerja, Budaya Organisasi
|
||||||
b. Dependent Variable: Efektifitas kerja
|
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
positif yang signifikan antara variable disiplin kerja (X1), budaya organisasi (X2) dan komunikasi (X3) terhadap efektifitas kerja (Y). Hipotesis keempat ini menyatakan bahwa disiplin kerja (X1), budaya
organisasi (X2)
dan komunikasi (X3) secara bersama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).
Sehingga dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
4.14. menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 76.938 sedangkan untuk nilai F
tabelnya sebesar 2,650 (df = 3
dan df = 185-3-1 = 101). Selain
itu diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000
adalah lebih kecil dari taraf signifikansinya sebesar 0,05. Dengan demikian
nilai F hitung > F tabel (76.938 > 2,650) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari
taraf signifikansinya (0,000 < 0,05) maka hipotesis
keempat diterima, artinya variabel disiplin
kerja (X1), budaya
organisasi (X2)
dan komunikasi (X3) secara bersama terhadap efektifitas
kerja (Y).
4.3.4.3. Analisis Uji Dominasi
Tabel. 4.15
Uji Dominasi
No
|
R Square
|
Standardized oefficien
(Beta)
|
Correlation
|
1
2
|
0.560
|
0.501
0.314
|
0.686
0.747
|
Sumber : Data yang diolah spss 17 for windows, 2018
Dari data diatas dapat dilihat nilai 0.560 merupakan kontribusi bersama
variabel disiplin kerja (X1) dan budaya organisasi (X2) dalam menjelaskan
variasi efektifitas kerja (Y), variabel komunikasi (X3) secara otomatis
dihilangkan dari model karena tidak signifikan. Kemudian kontribusi masing
masing adalah sebagai berikut :
1.
Kontribusi variabel disiplin kerja (X1) =
Standardized Coefficient Regresion disiplin kerja (X1) x Correlation
efektifitas kerja (Y).
Disiplin kerja (X1) = 0.501 x 0.686 = 0.343686
2.
Kontribusi variabel budaya organisasi (X2) =
Standardized Coefficient Regresion budaya organisasi (X2) x Correlation
efektifitas kerja (Y)
Budaya
kerja (X2) = 0.314 x 0.747 = 0.234558
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja (X1) lebih dominan dimana mampu
menjelaskan variasi dari Y sebesar 34.36%.
4.3.4.4.Analisis Koefisien Determinasi
Tabel 4.16
Koefisien
Determinasi
Model Summary
|
|||||||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Change Statistics
|
||||
R Square Change
|
F Change
|
df1
|
df2
|
Sig. F Change
|
|||||
1
|
.749a
|
.560
|
.553
|
1.721
|
.560
|
76.938
|
3
|
181
|
.000
|
a.
Predictors: (Constant), Komunikasi, Disiplin, Budaya
b.
Dependen variabel : Efektifitas kerja
|
Sumber : Data yang diolah spss 17 for windows, 2018
Hasil analisis determinasi diperoleh angka Adjusted R square sebesar 0,560 atau 56.0 %. Hal ini menunjukan bahwa persentasi
sumbangan pengaruh variabel disiplin kerja (X1), budaya organisasi (X2) dan komunikasi (X3) terhadap efektifitas kerja (Y) sebesar 56.0 % atau variasi independen yang digunakan dalam model mapu
menejlaskan 56.0 % variabel
dependen sedangkan sisanya 44
% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam
model penelitian ini.
4.4. Pembahasan
Pengujian yang dilakukan dalam
pengujian ini haruslah mempunyai pembahasan-pembahasan yang nantinya dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk membuat saran dan kesimpulan dalam penelitian ini. Pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4.1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Disipilin Kerja terhadap Efektifiitas Kerja
Penelitian
ini memperoleh hasil regresi
variabel disiplin kerja (X1) sebesar 0.427 artinya setiap
perubahan variabel disiplin kerja (X1) sebesar satu satuan maka akan
mengakibatkan efektifitas kerja sebesar 0.427 satuan, dengan asumsi variabel
yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada variabel disiplin kerja (X1) akan meningkatkan efektifitas kerja sebesar 0.427 satuan,
sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel disiplin kerja (X1)
akan menurunkan efektifitas kerja
sebesar 0.427 satuan.
Hasil pengujian t hitung dari data tersebut dapat diartikan bahwa t hitung > t
tabel dan hasilnya positif (7.065 > 1,653) dan nilai signifikansinya
menunjukan lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0.000
< 0,05) maka
dapat diartikan bahwa hipotesis pertama diterima artinya disiplin kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas kerja.
Hasil
penelitian ini menunjukan hasil yang positif dengan asumsi bahwa adanya pengaruh antara variabel disiplin
kerja terhadap efektifitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja terhadap
efektifitas kerja. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi disiplin kerja
pegawai maka akan terjadi efektifitas kerja yang tinggi. Kedisiplinan pegawai
merupakan salah satu tolok ukur dari hasil yang akan dicapai sebuah perusahaan
ataupun isntansi. Ketika pegawai meningkatkan kedisiplinan kerja maka pekerjaan
akan selesai sesuai dengan target yang diberikan oleh perusahaan/instansi.
4.4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektifitas Kerja
Penelitian ini memperoleh koefisien regresi variabel budaya
organisasi (X2) sebesar 0.335 artinya setiap perubahan variabel budaya organisasi (X2) sebesar
satu satuan maka akan meningkatkan efektifitas kerja sebesar 0.335 satuan,
dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap. Peningkatan satu satuan pada
variabel budaya
organisasi (X2) akan meningkatkan efektifitas kerja sebesar 0.335 satuan,
sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel budaya organisasi (X2) akan menurunkan keputusan
pembelian sebesar 0.335 satuan.
Penelitian ini menghasilkan hasil uji t variable budaya organisasi (X2) adalah 4.101 sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1.653 (df =
185-3-1 = 101) menggunakan uji satu sisi. Sedangkan untuk nilai
signifikansiya adalah 0.000. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa t hitung
> t tabel dan hasilnya positif (4.101 >
1,653) dan nilai signifikansinya menunjukan lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05)
maka dapat diartikan bahwa hipotesis pertama diterima artinya budaya organisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas kerja.
Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, yang berarti
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi terhadap
efektifitas kerja. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi budaya organisasi
maka akan semakin tinggi efektifitas kerja pegawai. Budaya organisasi
menunjukkan kenyamanan tempat kerja, semakin baik budaya di lignkungan kerja
maka akan semakin nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. Budaya organisasi
merupakan suatu yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan/instansi,
dengan adanya pengelolaan budaya dalam lingkungan kerja maka akan menjadikan
lingkungan kerja menjadi kondusif.
4.4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Komunikasi terhadap Efektifitas Kerja
Penelitian ini memperoleh koefisien regresi variabel komunikasi
(X3) sebesar - 0.017 artinya setiap perubahan variabel komunikasi (X3) sebesar
satu satuan maka akan mengakibatkan perubahan keputusan pembelian sebesar –
0.017 satuan, dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap. Peningkatan satu
satuan pada variabel
komunkasi (X3) akan menurunkan efektifitas kerja sebesar – 0.017 satuan,
sebaliknya penurunan satu satuan pada variabel komunikasi (X3) akan meningkatkan
efektifitas kerja sebesar - 0.017 satuan.
Pada hasil penelitian
dari hasil uji t hitung untuk variabel komunikasi (X3) adalah
sebesar - 0.157 sedangkan nilai t tabel
adalah sebesar 1,653 (df = 185-3-1 = 101) menggunakan uji satu sisi. Sedangkan
untuk nilai signifikansiya adalah 0.876. Dari data tersebut dapat diartikan
bahwa t hitung < t tabel dan hasilnya negatif (-0.157 < 1,653) dan nilai signifikansinya
menunjukan lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (0.876 > 0,05) maka
dapat diartikan bahwa hipotesis ketiga ditolak artinya komunikasi (X3) tidak berpengaruh
terhadap efektifitas kerja.
Karena thitung < ttabel
maka hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima, yang berarti tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel komunikasi terhadap efektifitas kerja.
Komunikasi
yang dimaksud adalah dibidang pekerjaan pegawai. Hasil dari penelitian bahwa
komunikasi tidak berpengaruh terhadap efektifitas kerja. Karena pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan sudah diatur oleh pimpinan atau direktur melalui surat
keterangan atau surat tugas yang didalamnya sudah terdapat standar operasional
prosedur (SOP) yang didalamnya sudah terdapat uraian tugas masing-masing
pegawai. Penempatan tugas pegawai berdasarkan pendidikan yang dimiliki oleh
pegawai. Jadi semua pegawai sudah mengetahui tugas dan pekerjaannya
masing-masing. Oleh karena itu pimpinan tidak mengkomunikasikan pekerjaan
pegawai setiap waktu.
4.4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Disiplin Kerja, Budaya Organisasi, dan Komunikasi terhadap Efektifitas Kerja.
Hasil dari uji F menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 76.938
sedangkan untuk nilai F tabelnya sebesar 2,650 (df = 3 dan df = 185-3-1 = 101). Selain itu diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari taraf
signifikansinya sebesar 0,05. Dengan demikian nilai F hitung > F tabel (76.938 > 2,650) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari taraf
signifikansinya (0,000 < 0,05) maka hipotesis
keempat diterima, artinya variabel disiplin
kerja (X1), budaya
organisasi (X2)
dan komunikasi (X3) secara bersama berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas kerja (Y).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar